Microsoft mengumumkan serangkaian alat Azure untuk membantu organisasi mencapai kepatuhan terhadap Network and Information Security Directive 2 (NIS2). Efektif mulai 18 Oktober 2024, arahan ini menetapkan kerangka kerja untuk persyaratan keamanan siber di berbagai sektor di Uni Eropa.

Azure menawarkan serangkaian produk dan layanan komprehensif yang dirancang untuk mengatasi aspek-aspek utama kepatuhan NIS2, termasuk penilaian risiko, keamanan rantai pasokan, manajemen insiden, dan rencana pemulihan bisnis.

Azure Resource Manager dan Azure Arc adalah alat penting yang menyediakan manajemen terpusat dan pemantauan berkelanjutan di seluruh lingkungan multi-cloud dan hibrida. Mengintegrasikan layanan infrastruktur Azure Arc dengan Microsoft Defender for Cloud dan Microsoft Sentinel memungkinkan organisasi untuk meningkatkan kemampuan deteksi dan respons ancaman secara real-time.

Azure Monitor memainkan peran penting dengan memberikan analitik komprehensif dan wawasan yang dapat ditindaklanjuti di seluruh lingkungan TI. Dengan mengaktifkan pemantauan aplikasi, infrastruktur, dan jaringan secara real-time, organisasi dapat dengan cepat mendeteksi, mendiagnosis, dan memulihkan insiden keamanan.

Lebih lanjut, Azure Policy memberdayakan organisasi untuk mengaudit dan menegakkan kepatuhan di seluruh lingkungan Azure mereka. Dengan mendefinisikan, menegakkan, dan mengotomatiskan kebijakan, organisasi dapat memastikan bahwa sumber daya mereka mematuhi persyaratan keamanan dan peraturan.

Microsoft Azure Essentials menawarkan panduan, sumber daya, dan alat yang ekstensif untuk membantu organisasi meningkatkan keandalan, keamanan, dan kinerja investasi cloud dan AI mereka.

Sebagai kesimpulan, alat Azure menyediakan solusi komprehensif untuk organisasi yang ingin mematuhi NIS2. Dengan memanfaatkan alat ini, organisasi dapat memperkuat postur keamanan siber mereka, menyederhanakan manajemen kepatuhan, dan lebih siap menghadapi ancaman siber di masa mendatang.