Google Cloud mengumumkan ketersediaan umum dari fungsi EXPORT DATA to Bigtable, yang memfasilitasi integrasi data historis dari BigQuery ke dalam aplikasi real-time. Fitur ini, yang sering disebut sebagai reverse ETL, mengatasi tantangan latensi kueri yang dihadapi pengembang ketika mencoba menggunakan data dari platform analitik data seperti BigQuery dalam skenario real-time.

Yang menurut saya sangat menarik adalah bagaimana Google Cloud menyoroti tiga kasus penggunaan utama untuk reverse ETL antara BigQuery dan Bigtable:

1. **Penyajian aplikasi real-time:** Dengan mengekspor data dari BigQuery ke Bigtable, pengembang dapat membangun aplikasi yang memberikan waktu respons yang jauh lebih cepat, terutama ketika menangani pencarian baris dengan latensi yang sangat rendah.

2. **Memperkaya data streaming untuk ML:** Data historis yang disimpan di BigQuery dapat digabungkan dengan data streaming real-time di Bigtable, memberikan konteks yang berharga untuk model pembelajaran mesin, seperti sistem rekomendasi dan deteksi penipuan.

3. **Memuat balik sketsa data:** Bigtable mendukung sketsa data, yang merupakan ringkasan ringkas dari agregasi data. Dengan mengekspor sketsa data dari BigQuery ke Bigtable, pengembang dapat secara efisien membangun metrik real-time yang bergantung pada kumpulan data yang besar.

Artikel ini memberikan contoh praktis tentang bagaimana reverse ETL dapat digunakan untuk membuat aplikasi museum yang imersif. Dengan mengekspor data dari BigQuery ke Bigtable, aplikasi dapat memberikan informasi real-time tentang karya seni sesuai permintaan, yang secara signifikan meningkatkan pengalaman pengguna.

Lebih lanjut, artikel ini menekankan integrasi Bigtable dengan layanan Google Cloud lainnya, seperti Dataflow dan BigQuery Data Sketches. Integrasi ini menunjukkan bagaimana pengembang dapat membangun solusi data yang kuat dan komprehensif menggunakan layanan Google Cloud.

Secara keseluruhan, saya percaya bahwa ketersediaan fungsi EXPORT DATA to Bigtable merupakan langkah maju yang signifikan dalam memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi real-time yang berkinerja dan dapat diskalakan. Dengan menjembatani kesenjangan antara sistem analitik dan operasional, Google Cloud membuka kemungkinan baru untuk kasus penggunaan data real-time.